tag:blogger.com,1999:blog-10941175015054800442024-02-26T02:54:40.083-08:00Belajar Agama HinduDekatkan diri pada yang KuasaDwi Pratamahttp://www.blogger.com/profile/16625343005416153725noreply@blogger.comBlogger5125tag:blogger.com,1999:blog-1094117501505480044.post-23896465693106271932013-12-19T15:29:00.003-08:002013-12-19T15:29:39.686-08:0010 Awatara Dalam Agama Hindu<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>1. Matsya
Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Di
dalam Purana dikisahkan bahwa alam semesta ini pernah dilanda banjir yang
sangat besar dan dahsyat akibat adanya hujan selama tiga bulan terus menerus
siang dan malam. Umat manusia dan bumi beserta isinya nyaris tenggelam dan
hanyut oleh dahsyatnya banjir yang melanda. Melihat hal seperti itu, lalu
Brahman, Sang Hyang Widhi menjelma atau lahir ke dunia dengan mengambil bentuk
sebagai seekor ikan bertanduk yang sangat besar. Ikan yang bernama Matsya
Avatara inilah yang menyelamatkan umat manusia dan dunia beserta isinya
sehingga terhindar dari kehancuran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>2. Kurma Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Kisah
Kurma Avatara ini terdapat di dalam kitab Padma Purana.Dikisahkan para dewata
dan para raksasa berebut untuk mendapatkan tirta Amerta Sanjiwani yang berguna
untuk menjadikan hidup tidak bisa mati kalau sempat meminum tirta tersebut.
Akibat lautan diaduk sedemikian rupa, maka terjadilah gempa bumi yang sangat
dahsyat yang nyaris menghancurkan bumi beserta isinya. Melihat keadaan yang
berbahaya seperti itu, lalu Brahman, Sang Hyang Widhi menjelma turun ke bumi
dengan mengambil bentuk sebagai seekor kura-kura raksasa yang bernama Kurma
Avatara. Kurma Avatara inilah yang dengan kekuatan penuh memikul bumi ketika
mau hancur akibat dari para Dewata dan raksasa mengaduk lautan untuk
mendapatkan Tirta Amerta Sanjiwani.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>3. Varaha Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Dikisahkan
dalam kitab Visnu Purana, pada suatu masa berkuasalah raksasa yang sangat sakti
bernama Hiraniaksa. Raksasa Raja ini tidak bisa mati oleh segala macam senjata,
sangat sakti tetapi sangat kejam terhadap umat manusia. Lalu Brahman, Sang
Hyang Widhi kembali menjelma menjadi seerkor babi hutan yang sangat besar
bernama Varaha. Pada saat raksasa Hiraniaka bermaksud untuk menghancurkan umat
manusia, dunia dan berserta isinya, datanglah Varaha Avatara yang menyelamatkan
sehingga terhindar dari kehancuran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>4.
Wamana Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Vamana
Avatara adalah penjelmaan Brahman dalam bentuk sebagai orang cebol atau pendek.
Dikisahkan raksasa yang berkuasa pada saat itu sangat kejam memperlakukan para
resi dan para pertapa di hutan. Semua fasilitas untuk melakukan persembahyangan
dirusak oleh raksasa ini. Maka datanglah orang cebol ini menghadap raja raksasa</span><span style="line-height: 115%;"> </span><span style="line-height: 115%;">yang
bernama Bali, lalu menantang untuk adu kesaktian. Si Cebol meminta sebidang
tanah seukuran tiga kali pajang dan lebar tubuhnya. Raja Bali menyetujui, lalu
dengan kesaktiannya yang luar biasa, Vamana yang cebol ini dengan mudah
menjatuhkan raja Bali, dengan jatuhnya raja yang lalim ini, umat manusia dan
alam semesta beserta isinya dapat diselamatkan dari kehancuran akibat kejahatan
yang dilakukan oleh raja raksasa yang bernama Bali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>5.
Narasima Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Narasima
adalah manusia singa, dikatakan demikian karena memiliki tubuh berbentuk
manusia dan berkepala berbentuk singa yang sangat sakti. Di dalam Purana
disebutkan seorang raja bernama Hirania Kasipu telah selesai menjalankan tapa
yang sangat keras. Akibat dari tapanya yang disiplin dan keras, Raja Hirania
Kasipu mendapatkan kekuatan yang tidak bisa mati oleh binatang, manusia ataupun
oleh kekuatan alam, seperti gempa bumi, dan angin topan. Hirania Kasipu juga
tidak bisa mati pada siang hari dan tidak juga bisa mati pada malam hari.
Karena merasa diri sakti dan tidak bisa mati, maka muncullah sikapnya yang
sombong dan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Dengan
demikian, umat manusia terancam oleh kejahatan yang dilakukan Raja Hirania
Kasipu, karena membahayakan keselamatan dunia beserta isinya, lalu Brahman
turun ke bumi dan menjelma menjadi manusia harimau yang bernama Narasima Murti.
Dalam perang tanding melawan Narasima Murti, Raja Hiraia Kasipu yang lalim dan
kejam akhirnya tewas mengenaskan dicakar oleh Narasima Murti pada saat sandi
kala atau waktu menjelang malam di bawah cucuran atap rumah. Setelah tewasnya
Raja Hirania Kasipu, maka umat manusia, dunia berserta isinya menjadi selamat
terbebas dari keangkaramurkaan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>6. Parasurama Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Parasurama
Avatara dikisahkan di dalam Brahma Purana. Dalam kisah ini disebutkan bahwa
Parasurama dilahirkan dalam keluarga Brahmana Yamadagini. Setelah dewasa dan
selesai berguru, Parasurama mendapatkan anugerah senjata berupa kapak yang
sangat sakti. Dikisahkan pada saat itu para ksatria banyak membuat onar. Mereka
suka mengonsumsi berbagai macam minuman keras, tidak menghormati wanita dan
selalu mengganggu ketentraman masyarakat. Hukum di masyarakat tersebut tidak
berjalan dengan baik. Orang jahat dibebaskan atau dihukum ringan, orang yang
baik malahan dimasukkan ke penjara. Melihat keadaan yang demikian, Brahman
turun kembali ke bumi dalam bentuk manusia bersenjata kapak. Dengan
kebijaksanaan dan kesaktiannya, Parasurama dapat kembali menegakkan hukum dan
keadilan di masyarakat. Akhirnya umat manusia, dunia beserta isinya dapat
diselamatkan dan terhindar dari kepunahan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>7. Rama Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Dalam
epos Ramayana, disebutkan Raja Ayodya bernama Dasarata mempunyai putra bernama
Rama Deva dari istrinya yang bernama Devi Ekosalya. Pangeran Laksamana lahir
dari istri yang bernama Devi Sumitra. Pangeran Barata lahir dari istri yang
bernama Devi Kakeyi. Rama Deva diyakini sebagai penjelmaan Brahman, karena
mempunyai kemampuan luar biasa di atas kemampuan manusia pada umumnya. Rama
Dewa berhasil membunuh Raja Alengka bernama Rahwana yang bergelar Dasamuka.
Rahwana adalah putra dari Bhagawan Waisrawa dengan Diah Sukesi putri Raja
Somali. Rahwana mencuri Devi Sinta istri Rama Deva, maka terjadilah perang
besar yang bernama Perang Ramayana. Dalam perang besar tersebut, Raja Alengka
bernama Rahwana itu tewas. Dengan tewasnya Raja Rahwana, maka kehancuran dunia
beserta isinya dapat dihindarkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>8.
Krisna Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Di
dalam Kitab Mahabarata, dikisahkan ada seorang raja yang sangat kejam bernama
Kansa. Ia di ramal oleh seorang Brahmana bahwa dirinya akan terbunuh oleh anak
laki-laki dari pasangan Vasudewa dengan Devi Devaki yang tidak lain adalah adik
kandungnya sendiri, maka Vasudeva dan Devi Devaki oleh Raja Kansa dimasukkan ke
dalam penjara sampai akhirnya melahirkan seorang anak bernama Krisna. Hujan
turun lebat ketika Krisna kecil keluar dari penjara. Ia harus melewati Sungai Gangga
yang sedang dilanda banjir. Melihat hal itu seekor ular kobra besar memberikan
perlindungan kepadanya menjelang lewatnya Vasudewa. Dikisahkan Krisna sudah
dewasa, dalam perang tanding melawan Raja Kansa, Krisna dapat mengalahkan Raja
Kansa dengan mudah. Akhirnya dunia dapat diselamatkan oleh Avatara Krisna dari
kelaliman Raja Kansa.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>9. Buddha Awatara</b><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Sang
Buddha sebelumnya bernama Pangeran Sidharta Gautama.Beliau lahir dalam keluarga
suku Sakya yang sangat teguh menjalankan tradisi leluhur. Mereka lahir di dalam
keluarga Hindu. Ayahnya adalah seorang raja di Kerajaan Kapilawastu benama Raja
Sodhodana. Sementara Ibundanya adalah Dewi Maha Maya. Ketika baru lahir,
Sidharta kecil sudah langsung dapat berjalan tujuh langkah dan secara ajaib
dari tanah bekas injakan kakinya muncul tumbuh bunga teratai putih yang
mengeluarkan bau harum semerbak. Akibat dari ramalan seorang Brahmana sakti
yang meramalkan Sidharta kelak akan menjadi Buddha, maka oleh Raja Sodhodana,
pangeran kecil ini dibuatkan tiga buah istana yang mewah agar ia hidup
bergelimangan kemewahan dan kelak hidupnya tidak menjadi Buddha. </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Namun, akibat
melihat tiga peristiwa sederhana yang agung— melihat orang sakit, melihat orang
tua yang jalannya tertatih-tatih, dan melihat orang meninggal, lalu Sidharta
Gautama meninggalkan istana, istri, anak, keluarga dan rakyatnya pergi ke hutan
Uruwela untuk mencari penawar duka atau penderitaan. Penderitaan yang dimaksud
adalah usia tua, kesakitan, dan kematian. Setelah mencapai penerangan sempurna,
Sidharta Gautama bergelar Buddha, yang mengajarkan ajarannya ke seluruh dunia
untuk menunjukkan jalan yang benar agar umat manusia mencapai kebahagiaan dan
terlepas dari penderitaan.</span><span lang="IN" style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><b>10. Kalki Awatara </b><o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Kalki
Avatara adalah avatara yang belum lahir dan akan lahir ketika dunia sudah
mencapai puncak usia yang dikenal dengan istilah akhir zaman. Kalki Avatara
dengan menunggang kuda putih, bersenjatakan pedang dan pecut sakti berkeliling
dunia menegakkan kebenaran sehingga dunia terhindar dari kehancuran. Kalki
Avatara diyakini dapat mengembalikan keadaan zaman dari kacau balau menjadi
zaman keemasan yang masyarakatnya hidup makmur, adil, dan sejahtera.</span><span style="font-family: Times New Roman, serif; font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
Dwi Pratamahttp://www.blogger.com/profile/16625343005416153725noreply@blogger.com2Denpasar, Bali, Indonesia-8.65629 115.22209900000007-8.65629 115.22209900000007 -8.65629 115.22209900000007tag:blogger.com,1999:blog-1094117501505480044.post-20885191238930232013-12-19T15:22:00.002-08:002013-12-19T15:35:40.717-08:00Dewa, Bhatara dan Awatara Dalam Hindu<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><b>Dewa, Bhatara dan Awatara Dalam Hindu - </b>Di dalam agaka Hindu kita mengenal yang namanya Dewa, Bhatara dan Awatara. Berikut adalah penjelasannya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Pengertian Deva, Bhatara dan Awatara</span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Dewa</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Deva adalah sinar suci Brahman atau Sang Hyang Widhi yang
mempunyai tugas berbeda-beda. Kata Deva itu sendiri berasal dari bahasa
Sanskerta divyang artinya sinar. Sesuai dengan artinya, fungsi Deva adalah
untuk menyinari, menerangi alam semesta agar selalu terang dan terlindungi.
Dalam Agama Hindu dikenal banyak Deva dengan berbagai fungsinya, antara lain:</span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva Indera adalah
deva yang menguasai ilmu perang sehingga dikenal sebagai Deva perang;</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva Brahma adalah
deva pencipta alam semesta beserta isinya;</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva Wisnu sebagai
deva pemelihara dunia beserta isinya;</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva Siwa sebagai
deva pemeralina yang mengembalikan dunia kembali ke asalnya;</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva Baruna
sebagai deva penguasa laut;</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Devi Saraswati
sebagai deva penguasa ilmu pengetahuan;</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva Ganeca
sebagai deva kecerdasan dan penyelamat umat manusia;</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Devi Sri sebagai
deva kemakmuran; dan</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva Sangkara
sebagai deva penguasa tumbuh-tumbuhan.</span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Bhatara</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kata Bhatara berasal dari kata bhatryang berarti kekuatan
Brahman, Sang Hyang Widhi yang juga mempunyai fungsi sebagai pelindung umat
manusia dan dunia dengan segala isinya. Dalam Agama Hindu dikenal ada banyak
Bhatara, antara lain:</span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ul>
<li><span style="font-family: inherit;">Bhatara Bayu yang
memiliki kemampuan untuk menggerakkan udara atau angin.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Bhatara Indra yang
mempunyai kekuatan untuk mengadakan hujan.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Bhatara Agni yang
mempunyai kekuatan untuk menjadikan api yang panas.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Bhatara Basuki
yang mempunyai kekuatan untuk menciptakan kesuburan.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Bhatara Anantaboga
yang mempunyai kekuatan untuk menstabilkan bumi.</span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Awatara</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kata Avatara berarti kelahiran Brahman. Dalam hal ini,
Brahman melahirkan diri-Nya sendiri dengan wujud yang sesuai dengan
kehendak-Nya untuk menyelamatkan umat manusia dan dunia beserta isinya dari
ancaman kejahatan yang sudah merajalela. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Umat Hindu percaya bahwa kehidupan
umat manusia dan bumi beserta isinya tidak kekal dan berada dalam siklus
perubahan abadi yang bisa baik dan juga bisa buruk. Dalam perjalanan kehidupan
umat manusia tidak dapat lepas dari siklus perubahan.Terkadang pengaruh buruk
yang menguasai alam semesta dan di lain waktu pengaruh baik yang mempengaruhi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Manakala dunia beserta isinya berada dalam ancaman pengaruh
buruk sifat manusia, yang ditandai dengan kejahatan merajalela, wanita tidak
lagi diberikan kemuliaan dan penghormatan, perang terjadi di mana-mana, maka
Brahman atau Sang Hyang Widhi turun ke dunia dengan mengambil wujud sesuai
dengan keadaan zaman. Tujuannya untuk menyelamatkan umat manusia, alam semesta
beserta isinya dari kehancuran. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dengan demikian, Avatara merupakan penjelmaan
Brahman dengan mengambil wujud tertentu dengan tujuan untuk menyelamatkan umat
manusia dan dunia beserta isinya. Menurut Purana (bagian dari pada Veda),
dikenal ada <a href="http://agamahinduku.blogspot.com/2013/12/10-awatara-dalam-agama-hindu.html" target="_blank" title="10 Awatara">10 Awatara Dalam Agama Hindu</a> yang turun ke dunia untuk tujuan menyelamatkan
umat manusia, alam semesta, dan segala isinya dari kehancuran.<span lang="IN"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Hubungan Deva, Bhatara, Avatara</span><span style="font-family: inherit;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Sebagai
manifestasi, Deva Wisnu yang turun ke dunia antara Deva, Bhatara, dan Avatara
mempunyai masing-masing hubungan, yaitu:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ol>
<li><span style="font-family: inherit;">Semuanya bersumber dari Brahman/Sang Hyang
Widhi,</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Masing-masing mempunyai fungsi dan tugas
menyelamatkan dunia dari adharma,</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Masing-masing mempunyai sifat yang sama
dengan Brahman</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva, Bhatara, dan Avatara adalah maha pemurah
terhadap makhluk hidup.</span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Perbedaan Deva, Bhatara, dan Avatara</span><span style="font-family: inherit;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ol>
<li><span style="font-family: inherit;">Deva berasal dari kata Div yang berarti
sinar. Jadi, Dewa memiliki arti atau makna sinar yang menunjukkan sebagai sinar
sucinya Tuhan Yang Maha Esa.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Bhatara berasal dari bahasa Sanskerta dari
akar kata Bhatr, yang artinya Pelindung. Jadi Bhatara adalah manusia yang
memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas kesucian dirinya sehingga mampu
menjadi Manawa ke Madawa atau setingkat Bhatara yang dapat melindungi
kesejahteraan umat manusia.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit;">Avatara adalah turunnya kekuatan Sang Hyang
Widhi ke dunia sebagai Dewa Wisnu dengan mengambil suatu bentuk tertentu untuk
menyelamatkan dunia beserta isinya dari kehancuran yang disebabkan oleh
sifat-sifat Adharma.</span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><span lang="IN">Sloka yang Mendukung Keberadaan Deva,
Bhatara dan </span>Avatara</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">1. Bhagavadgita IV. 5<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Banyak kelahiran
yang telah Aku jalani di masa lalu, demikian juga engkau wahai Arjuna, semuanya
itu Aku mengetahuinya, tetapi engkau tidak wahai Parantapa (Arjuna)<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">2. Bhagavadgita IV. 6<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Walaupun Aku tak
terlahirkan, abadi, dan menguasai segala makhluk, namun dengan menundukkan
kekuatan Ku sendiri, Aku bisa mewujudkan diriku melalui kekuatan maya Ku<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">3. Bhagavadgita IV. 8<o:p></o:p></span></span></div>
<span lang="IN" style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Demi untuk melindungi orang-orang suci, serta untuk
memusnahkan orang-orang jahat, dan demi untuk menegakkan dharma Aku m</span></span>Dwi Pratamahttp://www.blogger.com/profile/16625343005416153725noreply@blogger.com2Denpasar, Bali, Indonesia-8.65629 115.22209900000007-8.65629 115.22209900000007 -8.65629 115.22209900000007tag:blogger.com,1999:blog-1094117501505480044.post-50753659827431955442013-12-19T15:08:00.000-08:002013-12-19T15:10:32.258-08:00Lima Keyakinan Agama Hindu (Panca Sradha)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 18px;"><b>Lima Keyakinan Agama Hindu (Panca Sradha)</b> - </span><span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Secara
alamiah, setiap umat manusia mempunyai naluri untuk memiliki suatu </span><span style="line-height: 115%;"> </span><span style="line-height: 115%;">kepercayaan.
Kepercayaan dengan kualitas yang lebih tinggi disebut keyakinan. Jenis
keyakinan ini terbagi menjadi dua, yaitu keyakinan yang menyesatkan dan
keyakinan yang memberikan motivasi atau dorongan untuk mencapai hidup yang
lebih baik.</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Contoh
kepercayaan yang menyesatkan adalah percaya kepada hantu, kepercayaan kepada
tenung atau ramalan, dan sebagainya. Contoh keyakinan yang memberikan motivasi
adalah keyakinan tentang keberadaan Sang Hyang Widhi atau Tuhan, keyakinan akan
adanya para dewa, keyakinan akan kemampuan diri sendiri, dan sebagainya. <o:p></o:p></span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Keyakinan
yang dimaksud bisa bermanfaat untuk dijadikan pegangan hidup yang bisa
memberikan ketentraman lahir dan batin. Dalam bahasa Sanskerta, keyakinan itu
disebut srad. Lalu diadopsi ke dalam bahasa Jawa Kuno atau bahasa Kawi menjadi
Sraddha yang berarti keyakinan. Yang dimaksud dengan Sraddha dalam hal ini
adalah keyakinan yang kuat. Sraddha atau keyakinan ini dapat dipakai sebagai
motivasi, pegangan hidup, dan penghiburan dalam menjalani kehidupan yang
terkadang sangat menyenangkan namun terkadang sangat menyiksa.<o:p></o:p></span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Umat
Hindu secara khusus diwajibkan untukmempunyai sraddha atau keyakinan. Ada lima
sraddha yang harus diyakini oleh umat Hindu. . Kelima sraddha itu disebut Panca
Sraddha yang terdiri dari:<o:p></o:p></span></span><br />
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
<ol>
<li><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Brahman adalah keyakinan terhadap keberadaan
Tuhan dengan segala sifatsifat dan kemahakuasaan-Nya. Tuhan disebut juga Sang
Hyang Widhi. Dalam agama Hindu diajarkan tentang hanya satu Tuhan, tetapi para
arif bijaksana memberi nama Tuhan banyak sesuai dengan fungsinya. Paham satu
Tuhan ini </span><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">disebut
monotheisme</span></li>
<li><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Atman adalah keyakinan terhadap adanya energi
terkecil dari Brahman yang ada di dalam setiap makhluk hidup. Atman menyebabkan
semua makhluk bisa lahir, hidup, berkembang, dan mati.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Karmaphala adalah keyakinan terhadap adanya
hukum karma. Hukum karma mutlak berlaku terhadap semua makhluk dan semua yang
ada di dunia ini.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Punarbawa adalah keyakinan akan adanya
kelahiran yang berulang-ulang sesuai dengan karmawasana.</span></li>
<li><span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Moksa adalah keyakinan akan adanya
kebahagiaan abadi, bersatunya Atman dengan Brahman, sehingga terbebas dari
pengaruh punarbawa dan hukum karmaphala.</span></li>
</ol>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Di
dalam Agama Hindu, Tuhan disebut dengan Brahman atau Sang Hyang Widhi. Brahman
adalah sumber segala yang ada di dunia (Brahman Sarva Bhutesu). Bumi, air,
udara, lautan yang luas, tumbuh-tumbuhan, binatang dan manusia sesungguhnya
ciptaan Brahman atau Sang Hyang Widhi. Brahman juga yang memelihara semuanya. </span><span lang="IN" style="line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Manakala
Brahman melaksanakan fungsi sebagai pemelihara alam semesta diberikan gelar
sebagai Deva Visnu. Pada akhirnya, kepada Brahman juga semua yang ada di dunia
ini kembali. Energi atau kekuatan Brahman untuk ini disebut sebagai peristiwa pralina.
Brahman ketika berfungsi sebagai pralina diberi gelar Deva Siva. Selain kelima
keyakinan dasar yang wajib dimiliki oleh umat Hindu, salah satu Kitab Suci
Veda, yaitu Bhagavadgita yang disebut sebagai Veda Kelima (Pancama Veda), juga
mewajibkan umat Hindu meyakini adanya Deva, Bhatara, dan Avatara. Berikut ini
akan dibahas secara umum tentang Deva, Bhatara, dan Avatara.</span><span style="font-family: Times New Roman, serif; font-size: 10pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
Dwi Pratamahttp://www.blogger.com/profile/16625343005416153725noreply@blogger.com4Denpasar, Bali, Indonesia-8.65629 115.22209900000007-8.9074435 114.89937550000008 -8.4051365000000011 115.54482250000007tag:blogger.com,1999:blog-1094117501505480044.post-82196865424647152352013-12-17T19:55:00.000-08:002013-12-17T19:55:19.630-08:00About Us<div style="text-align: justify;">
<i>Om Swastyastu</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Blog ini kami buat dengan tujuan untuk memudahkan masyarakat Indonesia mempelajari lebih dalam tentang Agama Hindu. Disini kami akan memberikan informasi tentang Agama Hindu dengan sebaik mungkin, tidak menyinggung dan merugikan pihak manapun. Jika memang ada yang merasa keberatan atas Artikel atau Posting dalam blog ini tolong segera sampaikan kepada admin blog ini. Semoga apa yang ada dalam blog ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Terimakasih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Om Shanti Shanti Shanti Om</i></div>
Dwi Pratamahttp://www.blogger.com/profile/16625343005416153725noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1094117501505480044.post-15895195517265076642013-12-17T19:28:00.001-08:002013-12-17T19:28:46.057-08:00Sejarah Agama Hindu<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><b>Sejarah Agama Hindu - </b><span lang="IN" style="line-height: 115%;">Agama Hindu</span><span class="apple-converted-space"><span lang="IN" style="line-height: 115%;"> dalam
bahasa Sanskerta disebut <i>Sanatana Dharma</i>
yang artinya “Kebenaran Abadi” dan ada
juga yang mengatakan <i>Vaidika Dharma</i>
yang artinya “Pengetahuan Kebenaran”. Secara Etimologi </span></span><span lang="IN" style="background-color: white; line-height: 115%;">dalam<span class="apple-converted-space"> </span></span><span lang="IN" style="background-color: white; line-height: 115%;">bahasa Persia,
kata Hindu berakar dari kata<span class="apple-converted-space"> </span><i>Sindhu</i><span class="apple-converted-space"> </span>(</span>Bahasa
Sanskerta).<span class="apple-converted-space"> </span>Dalam<span class="apple-converted-space"> </span>Reg Weda,<span class="apple-converted-space"> </span>bangsa
Arya<span class="apple-converted-space"> (bangsa yang
menganut Agama Hindu pertama kali) </span>menyebut
wilayah mereka sebagai<span class="apple-converted-space"> </span><i>Sapta Sindhu</i><span class="apple-converted-space"> (wilayah dengan tujuh sungai di barat
daya<span class="apple-converted-space"> </span></span>anak benua
India, yang salah satu sungai tersebut bernama<span class="apple-converted-space"> </span>sungai Indus). Hal ini mendekati dengan kata<span class="apple-converted-space"> </span><i>Hapta-Hendu</i><span class="apple-converted-space"> yang
termuat dalam<span class="apple-converted-space"> </span></span>Zend
Avesta<span class="apple-converted-space"> </span>(<i>Vendidad: Fargard</i><span class="apple-converted-space"> 1.18)
— sastra suci dari kaum<span class="apple-converted-space"> </span></span>Zoroaster<span class="apple-converted-space"> </span>di<span class="apple-converted-space"> </span>Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk pada masyarakat yang
hidup di wilayah<span class="apple-converted-space"> </span>sungai
Sindhu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 13.05pt; margin: 4.8pt 0cm 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span class="apple-converted-space"><span lang="IN">Agama Hindu </span></span><span lang="IN">adalah
sebuah<span class="apple-converted-space"> </span>agama yang berasal dari<span class="apple-converted-space"> </span>anak benua India yaitu tepatnya ditepi
Sungai Shindu atau sering juga disebut sebagai sungai Indus. <span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi
ketika beberapa kitab dari Weda digenapi oleh para brahmana. Pada zaman
munculnya agama Buddha, agama Hindu sama sekali belum muncul semuanya masih
mengenal sebagai ajaran Weda.</span><o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 13.05pt; margin: 4.8pt 0cm 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span lang="IN"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;"><br /></span></span></span></div>
<div style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 13.05pt; margin: 4.8pt 0cm 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Agama Hindu
merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan
bangsa Indo-Iran (Arya). Agama Hindu diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM
sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga
kini.<sup id="cite_ref-2" style="unicode-bidi: -webkit-isolate;"> </sup>Agama
Hindu merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama<span class="apple-converted-space"> </span>Kristen<span class="apple-converted-space"> </span>dan<span class="apple-converted-space"> </span>Islam<span class="apple-converted-space"> </span>dengan jumlah umat sebanyak hampir 1<span class="apple-converted-space"> </span>miliar<span class="apple-converted-space"> </span>jiwa di seluruh dunia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background-color: white; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 13.05pt; margin: 4.8pt 0cm 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="background-color: white; line-height: 13.05pt; margin: 4.8pt 0cm 6pt; text-align: justify;">
<span lang="IN"><span style="font-family: inherit;">Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di<span class="apple-converted-space"> </span>anak benua India. Di daerah ini
terdapat sekitar 90% penganut agama Hindu. Agama ini pernah tersebar di<span class="apple-converted-space"> </span>Asia Tenggara<span class="apple-converted-space"> </span>kira-kira<span class="apple-converted-space"> sampai </span>abad ke-15, lebih tepatnya pada
masa keruntuhan kerajaan<span class="apple-converted-space"> </span>Majapahit.
Mulai saat itu agama Hindu digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada
masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah mayoritas masyarakat<span class="apple-converted-space"> </span>Bali, selain itu penganut agama Hindu
juga tersebar di pulau<span class="apple-converted-space"> </span>Jawa, Lombok,
Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis - Sidrap).</span><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 9pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
Dwi Pratamahttp://www.blogger.com/profile/16625343005416153725noreply@blogger.com1Denpasar, Bali, Indonesia-8.65629 115.22209900000007-8.9074435 114.89937550000008 -8.4051365000000011 115.54482250000007